-->

Tahap Pelaksanaan Dan Proses Akhir Wawancara Sejarah Lisan

Tahap pelaksanaan dan Proses akhir wawancara sejarah lisan

Tahap pelaksanaan. Langkah – langkahnya sebagai berikut :

1. Menghubungi pengisah

Untuk melaksanakan halini, hal yang perlu diperhatikan adalah kapan waktu yang baik untuk menghubungi pengisah. Untuk pekerja kantor pemerintahan yang masih aktif, waktu menghubunginya yang paling baik adalah malam hari sekitar pukul 19.00 – 20. 00 malam di rumahnya. Karena pada jam – jam tersebut dimungkinkan pengisah tesebut sudah selesai dengan aktifitas pribadinya.

2. Menerangkan program wawancara

Pertimbangan dalam menerangkan program wawancara :
  • Menjelaskan kepada pengisah mengapa dia yang dipilih sabagai pengisah dan kaitan dengan sejarah yang mana.
  • Informasikan kepada pengisah bahwa hasil wawancara ini tidak dipublikasikan, melainkan untuk kpentingan sejarah.
  • Hasil wawancara dapat diinformasikan kepada pihak lain  atas persetujuan pengisah.
  • Kemukakan perbedaan antara wawancara sejarah lisan dengan dialog jurnalistik, karena keduanya jelas berbeda
  • Kemukakan bahwa da pengisah lainnya pula selain pengisah tersebut.
  • Kemukakan bahwa copy dari hasil rekaman ini akan diberikan kepada pengisah bila menginginkannya.

3. Merencanakan pertemuan dengan pengisah

4. Pelaksanaan wawancara

5. Menjalankan dan membalik alat perekam

Untuk membalikalat rekaman tidak dapat dilakukan sembarangan.perlu kecermatan dalam menentukan kapan alat rekaman ini harus dibalik. Lain halnya dengan alat rekam digital record maka anda tidak perlu membalik alat perekam ini karena alat ini mampu merekam hingga 3 jam.

6. Pengajuan pertanyaan

Hal – hal yang perlu diperhatikan :
  • Pertanyaan yang disampaikan dibuat sederhana
  • Pertanyaan yang diajukan sebaiknya tidak terlalu panjang
  • Jangan mengajukan pertanyaan secara sekaligus
  • Hindari pertanyaan yang mendorong pengisah hanya menjawab “ya” atau “tidak”
  • Pertanyaan kontroversial sebaiknya diajukan saat pewawancara dan pengisah sudah saling mengenal lebih dekat pribadinya masing – masing
  • Pertanyaan yang diajukan harus terperinci
  •  Susunlah pertanyaan yang bersifat santai dan tidak bersifat sangat pribadi

7. Membuat catatan

Selama wawancara berlangsung, buatlah catatan mengenai nama tokoh – tokoh, tempat, dan tanggal yang disebutkan oleh pengisah.

8. Mengakhiri wawancara

Beberapa tekniknya antara lain :
  • Setelah wawancar berakhir, sebaiknya pewawancara tidak terlalu lama di tempat pengisah
  • Jangan mendesak pengisah untuk melanjutkan wawancara apabila pengisah menginginkan ntuk dilanjut di lain waktu
  • Memperhitungkan kejenuhan pengisah
Kendala – kendala yang dihadapi :
  • Fisik yang sudah tua
  • Pengisah yang masih ragu – ragu untuk bercerita
  • Sikap curigadari si pengisah
  • Masalah – masalah sensitif yang berkaitan dengan issu politik
  • Kurang mengenal karakter pengisah
  • Pengisah yang secara tiba – tiba membatalkan janji
  • Kesulitan dalam menghentikan pengisah yang berbicara terus – menerus
  • Mundurnya waktu wawancara
Pemecahannya sebagai berikut :
  • Memperhatikan fisik pengisah
  • Perlu kesabaran lebih apabila pengisah sulit dihubungi, membatalkan janji, atau mundurnya waktu wawancara
  • Bertindak jujur dan sewajarnya agar pengisah tidak merasa curiga
  • Singkirkan hal – hal sensitif saat wawancara
  • Kenali karakter pengisah
Proses akhir wawancara :
  1. Kesepakatan pertemuan berikutnya apabila memang ada yang perlu untuk dilanjutkan
  2. Persetujuan mengenai penggunaan hasil wawancara. Hasil wawancara dapat digunakan oleh pihak lain atau dipublikasikan hanya atas persetujuan pengisah.
Daftar Pustaka :
  • Anthony Seldon and Joanna Pappworth. (1983). By World of Mouth: Elite Oral History. London and New York: Methuen.
  • Anton E Lukas. (1989). Peristiwa Tiga Daerah: Revolusi dalam Revolusi. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
  • Arsip Nasional Republik Indonesia. (1981). Lembaran Berita Sejarah Lama Nomor 7. Jakarta.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel