Pengolahan Dan Pemanfaatan Arsip Sejarah Lisan
Monday, November 6, 2017
Pengolahan dan pemanfaatan arsip sejarah lisan
Pengolahan. Tahap pengolahan arsip sejarah lisan meliputi :1. Evaluasi hasil rekaman
Setelah melewati proses wawancara, tugas selanjutnya ialah melakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan cara mendengarkan kembali hasil wawancara serta memberikan penilaian terhadap hasil yang diperoleh. Tujuan dilakukan evaluasi adalah untuk menyeleksi rekaman wawancara sejarah lisan sesuia dengan kaidah yang telah ditentukan, serta diharapkan dapat menjaring informasi yang benar – benar berguna bagi kepentingan penelitian.
2. Pelabelan
Pembuatan label dapat dilakukan setelah selesai melakukan wawancara. Pekerjaan ini sangat mudah dan bisa dilakukan oleh siapa saja karena sifat pekerjaannya sangat teknis. Pelabelan adalah kegiatan untuk menuliskan indeks dan kode klasifikasi yang telah ditentukan, sebagai judul berkas yang ditulis pada folder, map, guide, dan lain – lain. Hal – hal yang perlu diperhatikan sebelum pelabelan :
- Hindarkan penggunaan label yang tebal karena dapat mengganggu bahkan merusak arsip
- Menulis pada label sebelum ditempelkan pada arsip
- Gunakan label yang daya rekatnya tahan lama
- Jika memungkinkan, bentuk label sudah dicetak dengan unsur informasi yang diperlukan
- Pilih dan gunakan tinta yang tidak mudah luntur.
Pembuatan daftar dimaksudkan untuk emngetahui seberapa banyak pengisah, dan hasil rekaman yang diperoleh serta tempat pelaksanaan wawancara. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan daftar rekaman :
- Waktu dilaksanakannya wawancara.
- Nama para pengisah disusun secara kronologis bukan alfabetis
- Nama pewawancara mengikuti susunan pengisah
- Tema wawancara, jumlah hasil rekaman, dan keterangan perlu ditampilkan dalam daftar kaset.
Indeks yaitu tanda pengenal arsip yang merupakan alat bantu untuk menentukan tempat penyimpanan arsip dan untuk memudahkan penemuan kembali arsip. Indeks dapat berupa nama orang, nama tempat, nama perusahaan, permasalahan, angka, dsb. Indeks sangat perlu dicantumkan untuk mengetahui informasi yang terdapat pada rekaman tersebut. Hasil rekaman dapat diindeks berdasarkan pembagian waktu, misalnya setiap tiga menit, lima menit, tujuh menit dan seterusnya. Pembuatan indeks yang baik adalah apabila kata – kata atau informasi yang penting dapat ditangkap semua. Sehingga peneliti tidak harus memutar ulang rekaman tersebut.
5. Pembuatan sinopsis
Sinopsis adalah ikhtisar karangan yang biasanya diterbitkan bersama dengan karangan asli yang menjadi dasar sinopsis tersebut. Pembuatan sinopsis tidak dilakukan rekaman per rekaman, namun dapat dilakukan secara keseluruhan dan hanya satu kali saja.
6. Transkripsi
Transkripsi adalah pengalihmediaan suara rekaman ke dalam bentuk tulisan dengan tidak mengurangi atau menambahkan informasi yang disampaikan oleh pengisah. Untuk membuat transkripsi sebaiknya ditentukan dulu mana yang menjadi prioritas dari rekaman tersebut. Penentuan prioritas dapat dilakukan dengan menginvetarisasi rekaman yang sedang berlangsung. Alasan mengapa transkipsi dibuat :
- Transkripsi wawancara yang diperbaiki jauh lebih mudah digunakan daripada rekaman yang harus didengarkan
- Transkripsi yang diperbaiki akan lebih teliti dan lengkap
- Memerlukan waktu yang lama untuk mengalihmediakan suara ke bentuk tulisan.
- Memerlukan biaya yang mahal
- Memerlukan peralatan yang memadai
- Apabila dibuat transkripsi maka pengisah juga harus diberi salinannya.
- Penambahan khasanah arsip.
- Penelitian
- Penulisan artikel dalam surat kabar
- Buletin
- Penulisan buku
- Anthony Seldon and Joanna Pappworth. (1983). By Word of Mouth: Elite Oral History. London and New York: Methuen.
- Arsip Nasional Republik Indonesia. (1981). Lembaran Berita Sejarah Lisan. Nomor 8. Jakarta.
- Arsip Nasional Republik Indonesia. (1981). Lembaran Berita Sejarah Lisan. Nomor 12. Jakarta.