-->

Penataan Arsip Foto Aktif

Beberapa jenis arsip foto serta negatif fotonya ketika aktif sudah tersusun sesuai dengan urutan nomor frame pada rangkaian ekspose yang termuat dalam negatif fotonya. Karena susunannya sudah berurutan secara kronologis dari awal kegiatan sampai peristiwa terakhrir yang terekam,
maka penataannya ditempatkan sesuai dengan nomor urutan nomor frame (subyek atau masalah pokok arsip foto yang tercantum dalam negatifnya).

Dengan demikian, arsip foto ditempatkan pada album khusus yang sebaiknya bukan dari bahan plastik atau tempat penyimpanan khusus sesuai urutannya, sedangkan negatif fotonya ditempatkan pada tempat khusus yang telah disediakan.


Kegiatan yang dilakukan dalam penataan arsip foto yang masih aktif adalah sebagai berikut:
  1. Pengelompokkan atau pengklasifikasian, foto-foto dan negatif fotonya dikelompokkan berdasarkan peristiwa kejadiannya atau satuan momentumnya. Satuan peristiwa ini dapat diberi istilah sebagai 'subyek foto'. Urutan dari beberapa subyek foto disebut skema. Dengan demikian, skema ini berisi rangkaian kejadian atau momen yang tersusun secara berurutan. Sebaiknya, ketika penataan arsip foto dalam album yang khusus tersebut digunakan satu album untuk menyimpan satu subyek.
  2. Pembuatan indeks, kegiatan ini perlu dilakukan untuk memudahkan dalam pencarian keterangan gambar yang termuat dalam album foto dan untuk memudahkan merujuk kepada nomor frame pada negatif fotonya. Dengan demikian, indeks ini semacam captionnya atau judulnya untuk memudahkan dalam penelusurannya.
  3. Tujuk silang, tunjuk silang ini sebagai alat bantu dalam penulisan dan penelusuran ke tempat penyimpanan. Misalnya untuk foto yang mempunyai gambar yang sama tetapi mempunyai frame negatif foto dengan nomor yang berbeda, digunakan tunjuk silang. Hal ini bisa terjadi karena bisa saja pengambilan sebuah ekspose dilakukan dua kali atau lebih atau kemungkinan juru fotonya yang berbeda dengan mengambil moment yang sama dan tentu saja menggunakan negatif foto yang berbeda pula.
  4. Pemeliharaan, untuk menjaga kelembaban, pemeliharaan foto yang masih dinamis aktif sebaiknya ditata pada album dengan bahan pemisah dari kertas minyak atau kertas roti. Ketika menempelkan foto pada album juga tidak diperkenankan menggunakan bahan lem, selotape atau karet. Sedangkan untuk menjaga kulitas negatif foto, sebaiknya negatif tersebut tetap disimpan atau disipkan pada album negatif yang diberikan ketika proses cuci cetak selesai. Lebih baik lagi jika ditempatkan pada amplop tertentu untuk tiap deret frame dalam satu amplop.
  5. Penyimpanan, sebaiknya untuk album foto positif maupun amplop foto negatif tidak disimpan pada tempat yang lembab karena dapat menimbulkan jamur atau rusaknya emulsi pada gambar foto tersebut. Hindarkan tempat gelap karena biasanya akan terjadi juga kelembaban dan perlu adanya cahaya yang masuk pada tempat penyimpanan. Di samping itu, perlu dihindarkan dengan panas sinar matahari secara langsung dan lampu listrik yang terlalu dekat karena akan meningkatkan suhu sehingga dapat menyebabkan kertas foto dan negatifnya menjadi kering dan rapuh.
Itulah beberapa kegiatan yang harus dilakukan jika akan melakukan penataan arsip foto aktif.

Daftar Pustaka :
  • Arsip Nasional. (2002). Pedoman Pengelolaan Arsip Foto.
  • Diamond, Susan. (1983). Records Management: A Practical Guide. New York: Amacon

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel