Penataan dan Penyimpanan Arsip
Sunday, June 18, 2017
Penataan dan Penyimpanan Arsip
Arsip merupakan rekaman informasi dalam berbagai
media dan bentuk. Berdasarkan fungsi dan kegunaannya, arsip dapat dibedakan
menjadi arsip dinamis dan arsip statis. Arsip dinamis bermaksud arsip yang
disimpan pada jangka waktu tertentu dan digunakan secara langsung oleh pemilik
arsip, sedangkan arsip statis merupakan arsip yang memiliki nilai kesejarahan
yang dapat dipermanenkan oleh pihak yang berkewajiban.
Penataan arsip yang teratur sangat dibutuhkan untuk menjaga kepentingan arsip itu sendiri. Melalui artikel ini kami akan membahas tentang manajemen penataan dan penyimpanan arsip inaktif yang merupakan bagian dari arsip dinamis dimana memiliki frekuensi penggunaan yang sudah menurun.
Penataan arsip yang teratur sangat dibutuhkan untuk menjaga kepentingan arsip itu sendiri. Melalui artikel ini kami akan membahas tentang manajemen penataan dan penyimpanan arsip inaktif yang merupakan bagian dari arsip dinamis dimana memiliki frekuensi penggunaan yang sudah menurun.
Manajemen Penataan dan Penyimpanan Arsip Inaktif
Penataan dan
penyimpanan arsip
inaktif dapat dilakukan melalui beberapa rangkaian, yakni pengolahan informasi
arsip, pengaturan fisik arsip serta penyusunan daftar arsip. Arsip inaktif
mencakup informasi tentang pemilik arsip, pengelola, penomoran, kode, uraian
singkat, perkembangan, jumlah, retensi atau nilai guna dan keterangan.
Manajemen pengarsipan inaktif memerlukan rekontruksi
arsip, salah satunya melalui survei. Survei bertujuan untuk menyiapkan
langkah-langkah sebelum melakukan pembenahan arsip yakni untuk mengetahui
kondisi arsip dan asal usul arsip tersebut. Sebelum melangkah ke langkah apa
saja yang dapat Anda ambil ketika melakukan pengelolaan arsip inaktif, perlu
diketahui terlebih dahulu 3 prinsip dasar pengelolaan arsip inaktif.
Prinsip yang pertama yaitu pengelolaan arsip inaktif
harus murah atau dengan kata lain mempertimbangkan input yang seharusnya lebih
kecil daripada outputnya termasuk biaya, sumber daya manusia, alat dan
lain-lain harus seminimal mungkin. Faktor utama untuk menerapkan prinsip
pertama ini adalah dari segi gedung atau bangunan yang digunakan dalam
penyimpanan arsip harus memiliki biaya operasional murah.
Prinsip kedua yaitu pengelolaan harus bersifat accessible yang bermaksud sebuah arsip
harus mudah ditemukan jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Sehingga sebuah manajemen
pengarsipan yang berkualitas memiliki akses otomatis untuk pencarian arsip
dengan cepat dan tepat.
Prinsip ketiga yaitu penyimpanan arsip inaktif yang
wajib menjamin keamanan setiap arsip. Seperti yang kita ketahui bahwa arsip
inaktif memiliki frekuensi yang menurun dari segi penggunaannya. Meskipun
begitu kebanyakan dari arsip inaktif tidak akan berkurang nilai gunanya di masa
mendatang, sehingga tingkat keamanan pada arsip inaktif sudah sepatutnya diperhatikan.
Tempat penyimpanan arsip inaktif dapat melalui Records Center yang harus paling tidak memenuhi unsur-unsur minimal
dari sebuah Record Center. Prinsip
ketiga ini sangat berkaitan dengan penanggulangan terhadap apapun yang terjadi
pada arsip.
Setelah Anda memenuhi syarat melalui prinsip dasar
pengelolaan arsip inaktif, Anda dapat memulai untuk melakukan tahap selanjutnya
untuk melakukan penataan dan penyimpanan arsip inaktif.
Berikut tahap-tahap
yang dapat Anda terapkan untuk penataan
dan penyimpanan arsip inaktif:
- Pemilahan
Kegiatan pertama yang dapat Anda lakukan
adalah memisahkan antara arsip dengan non arsip (seperti blanko, kertas kosong,
dll). Pemilahan juga bertujuan untuk menghindari duplikasi pada arsip yang
berlebihan.
- Pemberkasan
Pemberkasan atau pengelompokan arsip
perlu dilakukan untuk mengetahui kategori masing-masing arsip melalui analisis
terhadap asal usulnya, kesamaan permasalahan dan kesamaan urusan.
- Pendeskripsian
Pendeskripsian bisa juga disebut
pemberian katalog pada masing-masing arsip di sebuah kertas ukuran 10 x 15 cm.
Kartu deskripsi ini dapat berisikan informasi terkait uraian singkat tentang
arsip.
- Pengelompokan
menurut skema
Membuat klasifikasi masalah untuk
menyusun kartu-kartu deskripsi. Pengelompokan dapat berdasarkan pola
klasifikasi, struktur organisasi dan tupoksi.
- Manuver
kartu
Menggabungkan kartu deskripsi
berdasarkan pola klasifikasi arsip yang telah dikelompokkan pada skema
sebelumnya.
- Penomoran
Anda dapat memberikan nomor tetap pada
setiap klasifikasi yang sudah Anda buat. Nomor ini akan digunakan sebagai kode
penyimpanan.
- Memasukkan
arsip pada masing-masing folder
Sesuai dengan katalog dan penomoran pada arsip.
Setiap folder memiliki kode yang berbeda-beda sesuai kategori yang sudah Anda
klasifikasi sebelumnya. Folder yang telah tersusun dimasukkan ke dalam
masing-masing box folder yang sudah Anda beri nomor urut seperti tahap ke-6.
Usahakan untuk tidak terlalu penuh meletakkan folder dalam box untuk memudahkan
dalam pengambilan dan pengeluaran arsip.
Pengelolaan yang baik selalu didasarkan pada pemikiran
manajemen yang terbaik. Arsipkan dokumen-dokumen penting Anda untuk menunjang
kepentingan di masa depan yang lebih baik dan tertata dengan rapih.
Sumber :
http://www.adminbisnis.blogspot.co.id
http://www.arsip.ugm.ac.id
http://www.duniaarsip.com